KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Sebagian anak-anak di beberapa daerah di Indonesia, kini menghadapi ancaman ganda selama pandemi Covid-19.
Tren penularan virus Covid-19 terus mengintai anak-anak di luar rumah. Namun, untuk tetap berada di rumah saja juga tak sepenuhnya aman.
Sebab, data menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang-orang terdekat terus meningkat selama di rumah.
Selain Covid-19, kekerasan pun juga turut menyerang kesehatan mental anak-anak selama pandemi berlangsung.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Diduga Dianiaya Orangua Angkat, Hasil Otopsi Ada Tindak Kekerasan
Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema), Dr Yulina Eva Riany menjelaskan, sejak ditemukannya kasus Covid-19 awal Maret lalu, Pemerintah Pusat telah memberlakukan kebijakan “Belajar dari rumah, Bekerja dari rumah, dan Beribadah dari rumah” (3B).
Di bidang pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah memberlakukan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar dari rumah bagi seluruh siswa di Indonesia.
Bahkan Kemendikbud telah membatalkan Ujian Nasional (UN) dan memberlakukan pembelajaran dengan menggunakan media daring.
Baca juga: Foto Viral Anak Laki-laki Dibuang Orangtuanya, di Wajahnya Ada Luka dan Disertai Selembar Surat
Dengan adanya perberlakuan PJJ ini, kata Yulina, tentunya seluruh anggota keluarga baik orangtua maupun anak mengalami hari-hari yang panjang di rumah.
Perubahan drastis yang terjadi pada rutinitas sehari-hari ini tidak jarang menyebabkan keluarga mengalami konflik antaranggota keluarganya akibat timbulnya rasa bosan, jenuh, dan penat yang dialami.
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tindak kekerasan terhadap anak terjadi pada keluarga dengan kondisi sosial-ekonomi yang rendah.
Hal ini terjadi karena tekanan sosial-ekonomi seperti terlilit utang, rendahnya kemampuan ekonomi, dan faktor lain yang menjadi penyebab tingginya tingkat stres pada orangtua.
Baca juga: Sering Nonton Film Porno, Ayah Perkosa Anak Kandung Selama 7 Tahun, Dipergoki Ibu