Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Rapid Test Wisatawan Puncak Bogor Banyak yang Reaktif, Ini Kata Gugus Tugas

Kompas.com - 24/06/2020, 13:50 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Tim Gabungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor akan memperketat kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, setelah maraknya wisatawan dari Jakarta yang berlibur di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional.

Ditambah pada akhir pekan lalu ada 87 orang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test secara acak terhadap wisatawan yang mengarah ke atas puncak.

"Itu (test Covid-19) menjadi gambaran kepada wisatawan supaya mereka juga waspada tidak lagi ke puncak karena di situ banyak calon-calon positif (penularan)," kata Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah saat ditemui Kompas.com usai rapat evaluasi di Cibinong, Selasa (23/6/2020).

Baca juga: Ada Rapid Test, Jalur Puncak Bogor Dipadati Kendaraan Pribadi

Syarifah menjelaskan, sebenarnya tempat wisata di kawasan puncak masih tutup, namun sejak sepekan terakhir jumlah wisatawan terus meningkat terutama di pinggir jalan sambil berlibur menikmati kebun teh.

Atas kondisi itu, kata dia, pihaknya akan terus memperketat pemeriksaan di tempat kerumunan tersebut.

"Pada saat itu tempat wisata memang ditutup jadi mereka (wisatawan) kemarin itu berliburnya di pinggir jalur puncak di kebun teh itu dan tempat parkir. Nah polisi sudah memetakan termasuk daerah-daerah kemarin itu. Jadi akan dijaga lebih ketat akhir pekan depan," bebernya.

Meski begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak mungkin mengambil kebijakan dengan cara menutup kawasan Puncak Bogor.

Baca juga: Rapid Test di Puncak Bogor, 13 Orang Reaktif Diputar Balik ke Jakarta

Pasalnya, kawasan puncak yang terdiri dari tiga kecamatan, Ciawi, Cisarua dan Megamendung ini merupakan pusat wisata yang terdiri dari ratusan hotel, restoran dan objek wisata lainnya.

Jika ditutup, tambah dia, maka akan banyak masyarakat lokal yang bekerja atau berjualan mengalami kerugian.

Alhasil, upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 ini pun kerap kali menjadi dilematis dan tentu pihaknya hanya baru bisa melakukan sosialisasi dengan cara memasang billboard atau poster tentang Covid-19 di tempat kerumunan tertentu.

"Jadi harus sudah mulai diinformasikan dan mulai dijaga itu (puncak) agar tidak berkumpul di tempat-tempat yang sebetulnya krodit banyak pengunjung seperti kebun teh," terangnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com