Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapak PKL di Puncak Bogor Dibongkar karena Sering Dikerumuni Wisatawan

Kompas.com - 15/07/2020, 06:35 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor membongkar sejumlah lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar rest area Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (14/7/2020).

Pembongkaran PKL itu dilakukan menyusul terjadinya kerumunan wisatawan yang kerap mampir ke pedagang pada akhir pekan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satpol PP, Dace Supriadi mengatakan, para PKL tersebut ditertibkan atas dasar instruksi langsung dari Bupati Bogor Ade Yasin.

"Karena lokasi rest area ini yang dipenuhi pedagang setiap akhir pekan, jadi kita tim gugus tugas diperintah melakukan penertiban di kawasan puncak ini," ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Baca juga: Tes Swab di Puncak Bogor, 2 Wisatawan dari Jakarta Positif Covid-19

Sebab, kata dia, kawasan Puncak Bogor terus mengalami peningkatan pengunjung sehingga perlu ada antisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pasalnya, kawasan puncak yang terdiri dari tiga kecamatan, Ciawi, Cisarua dan Megamendung ini masuk dalam kategori zona kuning dan merah rawan penularan Covid-19.

"Ini salah satu upaya tim gugus tugas menghindari terjadinya penyebaran virus corona karena kawasan Puncak masuk zona kuning sekarang. Kalo banyak kerumunan kemudian hasil rapid test dan swab ada yang positif otomatis jadi zona merah. Nanti nggak habis-habis menangani corona," ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, para PKL harus bersabar sampai pandemi Covid-19 berakhir, sehingga tidak menyebabkan kerumunan dan kemacetan di Jalur Puncak saat akhir pekan.

Sebab jika terus terjadi kerumunan warga, maka tren positif kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor akan terus meningkat selama masa PSBB transisi diterapkan.

"Ini setelah dibersihkan langsung dipagar seng tutup supaya tidak ada daya tarik orang, kita jaga juga ada tenda dari BPBD siap untuk jaga 24 jam supaya steril. Kalau olahraga biasa tidak apa, kalau bergerombol itu yang masalah," paparnya.

Kepala desa menyayangkan

Melihat kondisi itu, Kepala Desa (Kades) Tugu Selatan, Eko Windiana mengaku tidak bisa berbuat banyak terhadap warga sekitar yang menjadi sasaran pembongkaran oleh petugas.

Menurutnya, wisata dadakan atau lokasi rest area yang belum diresmikan itu memang dijadikan tempat berkunjung para wisatawan asal Jakarta.

"Masalah PKL yang di situ (rest area) murni warga setempat dan saya dari pemdes sudah menyampaikan surat permohonan kepada bupati dan ketua DPRD agar lokasi itu untuk sementara sampai dibangun lagi bisa dimanfaatkan oleh wrga setempat," kata dia saat dihubungi.

Baca juga: Hasil Rapid Test Wisatawan Puncak Bogor Banyak yang Reaktif, Ini Kata Gugus Tugas

Dia menilai, pemerintah daerah seharusnya tidak serta merta menggusur para PKL tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat sekitar.

"Sayang aja langkah pemda yang tidak melihat kebutuhan warga saya saat ini. Iya kan lokasi itu sering dikunjungi juga oleh warga untuk jogging dan jalan-jalan sore. Jadi masyarakat minta karena sudah hampir 3 bulan mereka susah apalagi dalam ekonominya kan," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com