Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Januari 2019, Mobil Esemka Generasi III Akan Diproduksi Massal di Klaten dan Bogor

Kompas.com - 25/10/2018, 15:53 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Sebanyak 15.000 unit kendaraan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) akan diproduksi secara massal oleh PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) dan PT Kiat Mahesa Wintor Distributor (KMWD) mulai Januari 2019.

Kendaraan yang akrab disebut mobil Esemka tersebut merupakan produk mobil Esemka generasi III dengan merek KMW (Kiat Mahesa Wintor). 

Produksi Esemka generasi III itu akan dilakukan di dua tempat, yakni Citeureup, Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

"Januari 2019 kita produksi massal (kendaraan AMMDes). Rencananya kita produksi 15.000 unit," kata Presiden Komisaris KMWI dan KMWD Sukiyat kepada Kompas.com di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).

Baca juga: Mobil Esemka Muncul Lagi Jelang Pilpres, Ini Komentar Jokowi

Serangkaian uji coba hingga mengikuti pameran kendaraan, baik di tingkat nasional maupun internasional, seperti IIMS dan GIIAS 2018 telah dia lakukan untuk mendukung proses produksi kendaraan itu.

"Uji coba kendaraan ini sudah kita lakukan sejak tiga tahun di Bogor. Ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kendaraan. Jangan sampai nanti merugikan konsumen," jelas dia.

"Jadi, bikin kendaraan itu tidak semudah membikin pisang goreng. Ada tanggung jawabnya, dan keamanan bagaimana nanti supaya safety, supaya baik karena ini membawa nama besar bangsa kita." 

Dirinya juga mengungkapkan proses produksi massal kendaraan AMMDes pada Januari 2019 tersebut tidak ada unsur politik. Pasalnya, produksi kendaraan AMMDes tersebut murni untuk menjawab kebutuhan di masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Libatkan Industri Kecil Menengah dalam Proyek Mobil Pedesaan

Kendaraan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengupas padi (gabah), pemutih beras, pengairan, pembuatan pelet dan lain-lain. Sehingga bisa memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat di pedesaan.

"Ini alat untuk membantu masyarakat. Karena saya dibesarkan dari keluarga petani, saya tahu apa yang dipergunakan nantinya. Supaya para petani mendapatkan tambahan hasilnya. Jadi, tidak ada unsur politik," ungkap dia.

Kendaraan berbasis pikap ini memiliki dimensi panjang 358 cm, lebar 137 cm, dan tinggi 190 cm. Sedangkan kapasitasnya hanya mampu menampung dua orang di ruang kokpit.

Sumber tenaga berasal dari mesin diesel yang digadang-gadang memiliki tenaga sebesar 16 hp untuk disalurkan pada penggerak roda belakang dengan differential lock system.

"Meskipun ini kendaraan AMMDes kita tetap mengutamakan keselamatan karena membawa barang berat. Walaupun ini bukan mobil, tetapi faktor keamanan menjadi perhatian kita," ungkap Presiden Direktur KMWI Reiza Tristanto.

Baca juga: Mobil Pedesaan Harus Bisa Murni Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com